Tentang AC Milan
"Aku sempat berpikir kalau Milan akan mati dan hilang. Semua orang menyadari kesulitan yang dialami saat akhir era Berlusconi dan kepemilikan Yong Hong Li pada 2017 silam. Kesulitan tersebut membuat kepastian bahwa Elliott Fund akan mengambil alih Milan. Di saat itulah Leonardo menghubungiku pada tahun 2018, dapat kukatakan era kepemilikan China Milan tak memiliki stabilitas, baik tim maupun klub."
Tentang Kembali ke AC Milan
"Aku tak pernah berpikir kembali ke Milan adalah sebuah kewajiban, tidak pula menjadi keharusan jika seseorang perwakilan dari klub memintaku untuk kembali. Alasannya, sejak karir sepakbolaku berakhir di 2009, Aku ingin merasakan pengalaman yang lain di luar sepakbola. Namun tentu saja, sama seperti sepakbola, Milan akan selalu menjadi passion-ku. Jika suatu hari kesempatan itu datang, Aku ingin menjalankannya seperti seorang aktor. Aku ingin menjalankannya dengan sebuah peran yang jelas dengan menghormati apa yang telah Aku berikan sebagai seorang pemain. Aku diminta kembali saat kepemilikan China namun Aku tak menemukan peran yang spesifik di klub.
Orang-orang yang kupilih untuk bekerja sama (Boban, Massara) sama-sama memiliki mindset bahwa bekerja untuk Milan berarti menghormati sejarah yang dimiliki klub ini. Kami tak bisa membangun sebuah project tanpa mindset seperti ini. Tantangan yang harus kami hadapi adalah untuk bisa menjadi tim yang kompetitif kembali beriringan dengan semakin membaiknya kondisi keuangan klub. Dan dapat kukatakan saat ini kami sedang menuju proses ke arah itu. Milan kini menjadi tim dengan usia termuda di Italia, salah satu yang termuda bahkan di Eropa. Jalan telah ditapaki, jalur telah dipilih: kami tak hanya mencari pemain-pemain muda, namun juga pemain berpengalaman yang mampu membagikan pengalamannya kepada pemain muda."
Tentang Daya Tarik Milan
“Aku sungguh beruntung, Aku sangat dihormati dan mantan pemain yang memenangkan banyak trofi, kemudian Aku diberikan kesempatan untuk bekerja di Milan. Percayalah: Milan absen di Liga Champions selama 8 tahun namun jika Milan memanggil, para pemain di seluruh dunia mulai bermimpi untuk datang ke sini. Sudah pasti, kami menatap masa depan tanpa mengurangi rasa hormat kepada masa lalu. Ketika Anda mewakili Milan dan menelepon seorang pemain, Anda berada di salah satu dari tiga klub paling sukses di dunia, selalu ingat itu”
Tentang Bagaimana Ia Meyakini Pemain untuk Bergabung
"Memang benar, sulit bagi kami mendatangkan pemain. Secara ekonomi, kami meminta pemain untuk melakukan pengorbanan. Pemain yang datang ke sini karena memang mereka ingin bermain bukan karena motif ekonomi: ingin bergaji besar. Kami tidak bisa bersaing dengan klub kaya, oleh karena itu kami harus lebih kreatif. Aku akan selalu mengatakan ini: Financial Fair Play adalah hal yang bagus untuk sepakbola karena bisa mereduksi hutang namun juga bisa semakin memperlebar jarak antara klub-klub besar dengan klub-klub yang ingin berinvestasi dan berjuang untuk bisa kompetitif kembali. Kami berhasil mereduksi hutang hingga seperempat nilainya, pemasukan Milan meraih pencapaian yang sama di tahun 2000. Hingga kini, Milan masih belum mampu mendatangkan pemain top dari sisi finansial. Jika kami kembali ke Liga Champions 4 atau 5 tahun ke depan dengan yakin kami akan mampu melakukan pengorbanan finansial untuk mendatangkan pemain."
Tentang Wawancaranya dengan Gazzetta yang Berjudul “Mereka Menghancurkan Milanku” di Tahun 2014
"Sering kali sebuah wawancara ditulis berbeda dari perkataan yang sebenarnya, itu sebabnya Aku tak terlalu menyukai judulnya. Saat itu Berlusconi masih memimpin dan Milan mengubah ide-ide dan tradisi yang sudah berjalan lebih dari dua puluh tahun. Terdapat dua CEO, Galliani dan Barbara dan itu tidak berhasil. Namun jika bicara tentang Berlusconi dan Galliani, tak dapat yang kukatakan kecuali memuji mereka atas apa yang telah mereka bangun bersama, membuat banyak klub iri terhadap Milan. Saat itu, Aku dianggap ‘orang luar’ dan tentu opiniku berbeda saat ini dibanding 10 tahun lalu. Anda (media) memberikan terlalu banyak tekanan kepada para pemain dan hal itu membuat keadaan semakin sulit. Para pemain sudah banyak mengalami tekanan di lapangan, mereka membawa beban berat dari jersey ini, sejarah klub ini, dari penonton di San siro. Jika kami memiliki tujuan yang jelas, maka segalanya akan jauh lebih mudah."
Tentan Bursa Transfer
"Kami tak memiliki bayangan seperti apa bursa pemain musim depan akan seperti apa. Sejujurnya memikirkan hal-hal seperti ini sungguh menakutkan. Kami memulai project dengan tujuan menghemat budget, dan kami memulainya jauh sebelum datangnya pandemi. Dari sisi ini, kami lebih baik dibandingkan klub lain."
"Sulit mengatakan apa yang kurang. Ketika manajemen sudah stabil, tujuan dimengerti, dan semua orang berjalan di jalur yang sama, maka hal ini akan dapat mudah dicapai. Dengan pemain-pemain muda saat ini, mungkin jalan kami akan melalui banyak perkembangan. Pemain-pemain muda ini masih memiliki banyak ruang untuk berkembang di tahun-tahun mendatang."
Tentang Sesuatu yang Membuatnya Senang
"Sebuah tim sepakbola tumbuh dari hasil pertandingan. Hasil pertandingan membuat tim dihormati. Namun hal yang paling membuatku senang sepanjang karirku adalah hubungan antarmanusia. Sejujurnya, dihormati dalam peran lain di luar lapangan dan mampu melakukan pekerjaan dengan baik sangat memberikanku kepuasan."
Tentang Kekalahan 5-0 Melawan Atalanta
"Anda tak tahu apa yang harus dan tidak dilakukan di momen seperti itu. Kami berbicara dengan tim. Kami tak tahu pasti apakah yang kami katakan saat itu mengubah hasil-hasil pertandingan setelahnya. Kami harus solid dan harus mampu mencari sumber masalah dan mengatasinya. Sejak momen itu kami bisa mendatangkan Zlatan."
Tentang Ibra
"Sejujurnya tak ada pemain yang lebih besar dari klub karena cepat atau lampat pemain akan meninggalkan klub. Ada beberapa pemain yang menorehkan jejak sejarah dibanding pemain lain, Zlatan adalah salah satunya. Ia adalah seorang motivator, sebuah karakter yang sulit dimengerti namun semua orang memahami kualitasnya."